Menurut data tahun 2010 menunjukan bahwa sebanyak lebih dari 50 persen penduduk Indonesia hanya lulusan Sekolah Dasar atau tidak sekolah sama sekali. Sedang yang lulusa perguruan tinggi hanya mencapai kurang lebih 5 persen. Sedangkan sisanya merupakan lulusan SMP atau SMA dan sederajat. Data di atas memberigambaran bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih rendah. Penyebab dari masalah tersebut adalah sebagai berikut ;
Aspek Geografis
Luas negara ini yang membentang dari sabang sampai merauke yang terdiri atas pulau - pulau yang dipisahkan lautan yang luas sangat menyulitkan dalam membangun sarana prasarana pendidikan yang memadai. Selain itu bentuk muka bumi yang sangat bervariatif antara pantai, dataran rendah sampai pada pegunungan juga menjadi faktor yang menghambat peningkatan mutu pendidikan. Sehingga tidak mengherankan ada dibeberapa daerah tidak terdapat sekolah dasar karena sulitnya sarana transportasi dan kalaupun ada sekolah di situ pasti kondisi bangunannya memprihatinkan.
Kondisi geografis juga menyulitkan bagi guru-guru untuk menjangkaunya, misalnya di daerah pedalaman, seorang guru memerlukan waktu berjam-jam untuk sampai ke sekolah karena harus menyusuri sungai dan jalan kaki di daerah pegunungan yang tidak ada jalan raya.
Aspek Ekonomi
Angka kemiskinan yang tinggi bisa menjadi faktor utama mengapa banyak siswa yang tidak melanjutkan sekolah. Sedangkan di lain sisi biaya sekolah yang mahal bisa menutup kesempatan bagi kalangan tidak mampu untuk bersekolah. Belum lagi pada tingkatan perguruan tinggi yang mematok biaya yang mencapai jutaan rupiah jelas sangat sulit dijangkau oleh masyarakat yang kurang mampu. Sehingga sampai saat ini lulusan perguruan tinggi sangat sedikit jika dibandingkan dengan seluruh penduduk Indonesia.
Negara juga hanya mampu menjamin pendidikan gratis untuk pendidikan dasar tetapi masih belum mampu dilakukan hal yang sama pada pendidikan tinggi. Keadaan ini nampaknya yang membuat penduduk Indonesia hanya mampu sekolah pada tingkat dasar atau menengah tetapi tidak mampu meneruskan ke pendidikan tinggi atau kesarjanaan.
Aspek Sosial
Lingkaran setan kemiskinan telah memaksa sebagian anak-anak untuk membantu pekerjaan orang tuanya, ada sebagian mereka yang bekerja sebagai pemulung, pengamen, dan bekerja di pabrik-pabrik. Semua itu mereka lakukan hanya sekedar menyambung hidup. Kesibukan bekerja tersebut membuat mereka putus sekolah. Situasi ini sering terjadi di pemukiman-pemukiman kumuh di kota-kota besar atau di desa-desa tertinggal yang mempunyai angka kemiskinan yang tinggi.
Aspek Budaya
Ada sebagian penduduk yang berpendapat bahwa pendidikan tidak penting. Mereka tidak mau berinteraksi dengan dunia luar karena takut nanti budaya asli mereka akan hilang jika ada penduduk yang bersekolah. Hal ini biasanya terjadi pada suku-suku dipedalaman. maka dari itu perlu untuk diberi penerangan agar mereka mau masuk bangku sekolah dan belajar ilmu pengetahuan.
No comments:
Post a Comment